Tiang pancang mini atau tiang diameter kecil seperti cerucuk gelam (dolken) yang sering digunakan secara praktis untuk menambah daya dukung fondasi dangkal sudah banyak diaplikasikan di Indonesia, seperti sumatera selatan. Studi daya dukung tiang cerucuk pada model skala kecil untuk mendukung pondasi telapak dengan ukuran 20 x 20 cm, disimpulkan bahwa jarak cerucuk yang lebih dekat dan jumlah cerucuk semakin banyak maka akan terjadi peningkatan daya dukung fondasi telapak yang cukup besar (Hadi, 1990).
Daya dukung tiang cerucuk tersebut biasanya tidak dihitung secara empiris dengan perhitungan daya dukung tiang yang sudah ada, Sebab hingga saat ini kapasitas daya dukung tiang tersebut masih menjadi bahan untuk diteliti dan diuji. Disamping itu cara praktis untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang mini tersebut secara cepat dilapangan belum diteliti secara khusus.
Perkiraan kapasitas aksial suatu tiang pancang telah menjadi tantangan bagi ahli geoteknik. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memprediksi suatu persamaan yang mendekati kebenaran. Metode mencakup beberapa asumsi penyederhanaan atau pendekatan empiris mengenai stratigrafi tanah, interaksi struktur tanah dengan tiang, dan distribusi resistansi tanah di sepanjang tiang. Oleh karena itu, metode tersebut belum memberikan nilai-nilai yang benar-benar kuantitatif langsung berguna dalam desain pondasi suatu bangunan (Eslami & Fellenius, 1997).
Penentuan daya dukung tanah bisa diketahui dari beberapa tes dan analisa dari tes tersebut bisa dijadikan patokan dalam penentuan fungsi empiris baru yang akan diuji cobakan. Daya dukung suatu tiang pancang dapat ditentukan oleh lima pendekatan: Interpretasi data dari skala sebenarnya tes pembebanan tiang, Metode analisis dinamis berdasarkan analisis persamaan gelombang, Tes dinamik dengan cara Pile Driving Analyzer (PDA), Analisis statis dengan menerapkan parameter tanah di tegangan efektif atau pendekatan tegangan total, dan Metode menggunakan hasil tes penyelidikan in-situ, langsung atau tidak langsung.
Pada umumnya tes pembebanan tiang dalam penentuan analisa daya dukung suatu tiang dilakukan dengan metode pembebanan statis yang relatif mudah dilakukan dan dianalisis tetapi membutuhkan infrastruktur sementara yang substansial meningkat dengan kapasitas beban pancang tertinggi. (Brown, Hyde & Anderson, 2006).